1. Pengantar
Yesus yang mengenakan gelar Putera Allah dan menjadi sarana
iman kepercayaan Kristen, diandaikan saja bahwa sungguh-sungguh seorang tokoh
yang pernah tampil di panggung sejarah.
Kenyataan itu diandaikan saja oleh iman kepercayaan itu. Sebab apa yang
paling penting ialah; Yesus Kristus yang adalah Putera Allah pernah hadir,
tetap sampai sekarang dan hingga akhir zaman relevan dan bermakna.
Yesus adalah sosok pribadi yang kepada-Nya dikenakan dua
pribadi yakni Putera Allah dan Putera manusia. Sebagai Putera Allah, mau
menyatakan bahwa Ia memang benar-benar Allah yang kepada-Nya diberi tugas untuk
menaklukan kerajaan setan dan merealisasikan Kerajaan Allah di dunia dengan tujuan agar semua umat
manusia bertobat dan menjadi percaya kepada Allah. Sementara sebagai putera
manusia mau menyatakan bahwa Yesus yang adalah Allah lahir dari seorang perawan
yang bernama Maria. Dengan ini Yesus mengambil rupa menjadi manusia, hidup dan
tinggal bersama sebagai manusia pada umumnya. Tapi serentak dengan itu Ia
sungguh berbeda dari manusia.
2. Yesus sebagai Putera Allah
Teks-teks yang paling tua dalam Perjanjian Baru menghubungkan
gelar itu dengan kebangkitan Yesus dari alam maut dan kedatangan-Nya pada akhir
zaman. Dalam 1 Tes. 1:10 Paulus berbicara tentang Putera Allah yang datang dari
Surga dan dinantikan oleh orang Kristen. Dan dengan mengutip Mzm. 2:7, Kis.
13:3 menandaskan bahwa dalam pembangkitan-Nya oleh Allah Yesus diperanakan
sebagai Putera Allah.[1]
Yesus disebut Anak Allah bukan karena sesuatu dalam diri-Nya
sendiri, melainkan sikap Allah terhadap-Nya. Yesus adalah Anak Allah sebagai
pernyataan diri Allah. Melalui Yesus Allah memegang manusia dan menariknya pada
diri-Nya sendiri. Kristus diutus supaya manusia diterima oleh Allah. Maka
Kristus tidak hanya diutus sebagai Anak, tetapi sebagai anak sulung. Dengan
nama Anak Allah diungkapkan bahwa Yesus dari Nazaret adalah orang dari Allah
yang diutus oleh Allah dan di dalam-Nya
Allah melaksanakan karya penyelamatan-Nya.[2]
Yesus di salib dapat dipahami sebagai rencana penyelamatan
dan kehendak Allah yang menjadi jalan peralihan kepada peranan dan kedudukan
Yesus sebagai Mesias dan Anak Allah yang ada di pihak Allah dalam mewujudkan
keselamatan manusia. Maka dalam analisis ini kematian Yesus malah menguntungkan
bagi manusia yang berdosa, sebab membuka zaman keselamatan di mana Yesus
sebagai Mesias, Anak Allah dan Tuhan yang tetap berkuasa.[3]
Yesus merupakan pelaksanaan penuh rencana penyelamatan Allah. Dan sejauh itu
Yesus malah sudah ada sebelum tampil di muka bumi. Dari segi itu Yesus seabadi
dengan Allah sendiri, seperti rencana keselamatan Allah abadi. Dia turun dari
Allah, berasal dari Allah dan dari Surga.[4]
Gelar Putera Allah dalam lingkungan Yahudi dimengerti
sebagai hakim pada akhir zaman yang akan tampak di atas awan-awan. Dalam
pelukisan ini, Kristus sebagai Putera Allah memegang peran sebagai raja, penguasa
dan hakim. Tetapi dengan jelas Ia hanya wakil Allah. Pada zaman antara
kebangkitan dan paousia, Kristus
meraja dan menjalankan fungsinya sebagai penguasa atas nama Allah. Tetapi pada
akhir zaman tugas-Nya sebagai Putera itu selesai; pemerintahan diserahkan-Nya
kepada Bapa dan Ia sendiri takluk kepada Dia yang sudah menaklukan segala
sesuatu kepada Putera-Nya. Maka gelar Putera Allah menunjukan sebuah fungsi
Kristus yang bersifat sementara.
Ada kalanya Paulus menyebutkan Yesus di dunia sebagai Putera
Allah (bdk Rm. 1:3; 5:10; 8:3,32; Gal. 4:4). Sebutan ini dapat dikatakan
sebagai penggunaan proleptis. Atas dasar identitas antara Yesus dari Nazaret
dan Kistus yang mulia, maka gelar Putera Allah sudah dikenakan kepada Yesus dari Nazaret. Pemakaian ini mau menunjukan
bahwa orang yang sekarang meraja sebagai Putera Allah pernah hidup di dunia
dengan memakai nama Yesus dari Nazaret.[5]
3.
Penutup
Jadi Yesus disebut Putra Allah karena pribadi ilahi kedua
menerima kemanusiaannya itu dari perawan Maria. Maka Putra Allah menjadi
manusia tanpa berhenti sebagai Putra
Allah. Disebut sebagai Putra Allah bukan karena Allah Bapa menjadi ayah Yesus
sebagai manusia. Sebab Allah tak perna beristri. Yesus disebut Putra Allah yang
kekal karena kemanusiaan Yesus diterima oleh Putra Alalh dan menjadi milik-Nya
waktu IA turun menjadi manusia. Sebab Putra Allah yang kekal dan Yesus manusia
yang hidup dan mati bersatu dalam satu pribadi.
[1]
Georg Kirchberber Allah Menggugat ; Sebuah Dogmatik Kristiani (Maumere: Ledalero, 2007), hlm. 148.
[1] Tom Jacobs Imanuel; Perubahan dalam Perumusan Iman akan Yesus
Kristus (Yoyakarta: Kanisius, 2000), hlm. 86-87.
[1]
C. Groenen Sejarah Dogma Kristologi; Perkembangan
Pemikiran Tentang Yesus Kristus Pada Umat Kristen (Yogyakarta: Kanisius,
1988), hlm. 67.
[1] C.
Groenen Sejarah Dogma Kristologi … ,
hlm. 66-68.
[1] Georg
Kirchberber Allah Menggugat… , hlm.
149.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar