Jumat, 01 Juni 2012

YESUS SEBAGAI PUTERA ALLAH (by: juventz Ofm Konventual)


1.      Pengantar
Yesus yang mengenakan gelar Putera Allah dan menjadi sarana iman kepercayaan Kristen, diandaikan saja bahwa sungguh-sungguh seorang tokoh yang pernah tampil di panggung sejarah.  Kenyataan itu diandaikan saja oleh iman kepercayaan itu. Sebab apa yang paling penting ialah; Yesus Kristus yang adalah Putera Allah pernah hadir, tetap sampai sekarang dan hingga akhir zaman relevan dan bermakna.
Yesus adalah sosok pribadi yang kepada-Nya dikenakan dua pribadi yakni Putera Allah dan Putera manusia. Sebagai Putera Allah, mau menyatakan bahwa Ia memang benar-benar Allah yang kepada-Nya diberi tugas untuk menaklukan kerajaan setan dan merealisasikan Kerajaan  Allah di dunia dengan tujuan agar semua umat manusia bertobat dan menjadi percaya kepada Allah. Sementara sebagai putera manusia mau menyatakan bahwa Yesus yang adalah Allah lahir dari seorang perawan yang bernama Maria. Dengan ini Yesus mengambil rupa menjadi manusia, hidup dan tinggal bersama sebagai manusia pada umumnya. Tapi serentak dengan itu Ia sungguh berbeda dari manusia.

2.      Yesus sebagai Putera Allah
Teks-teks yang paling tua dalam Perjanjian Baru menghubungkan gelar itu dengan kebangkitan Yesus dari alam maut dan kedatangan-Nya pada akhir zaman. Dalam 1 Tes. 1:10 Paulus berbicara tentang Putera Allah yang datang dari Surga dan dinantikan oleh orang Kristen. Dan dengan mengutip Mzm. 2:7, Kis. 13:3 menandaskan bahwa dalam pembangkitan-Nya oleh Allah Yesus diperanakan sebagai Putera Allah.[1]
Yesus disebut Anak Allah bukan karena sesuatu dalam diri-Nya sendiri, melainkan sikap Allah terhadap-Nya. Yesus adalah Anak Allah sebagai pernyataan diri Allah. Melalui Yesus Allah memegang manusia dan menariknya pada diri-Nya sendiri. Kristus diutus supaya manusia diterima oleh Allah. Maka Kristus tidak hanya diutus sebagai Anak, tetapi sebagai anak sulung. Dengan nama Anak Allah diungkapkan bahwa Yesus dari Nazaret adalah orang dari Allah yang diutus oleh Allah dan di dalam-Nya  Allah melaksanakan karya penyelamatan-Nya.[2]
Yesus di salib dapat dipahami sebagai rencana penyelamatan dan kehendak Allah yang menjadi jalan peralihan kepada peranan dan kedudukan Yesus sebagai Mesias dan Anak Allah yang ada di pihak Allah dalam mewujudkan keselamatan manusia. Maka dalam analisis ini kematian Yesus malah menguntungkan bagi manusia yang berdosa, sebab membuka zaman keselamatan di mana Yesus sebagai Mesias, Anak Allah dan Tuhan yang tetap berkuasa.[3] Yesus merupakan pelaksanaan penuh rencana penyelamatan Allah. Dan sejauh itu Yesus malah sudah ada sebelum tampil di muka bumi. Dari segi itu Yesus seabadi dengan Allah sendiri, seperti rencana keselamatan Allah abadi. Dia turun dari Allah, berasal dari Allah dan dari Surga.[4]
Gelar Putera Allah dalam lingkungan Yahudi dimengerti sebagai hakim pada akhir zaman yang akan tampak di atas awan-awan. Dalam pelukisan ini, Kristus sebagai Putera Allah memegang peran sebagai raja, penguasa dan hakim. Tetapi dengan jelas Ia hanya wakil Allah. Pada zaman antara kebangkitan dan paousia, Kristus meraja dan menjalankan fungsinya sebagai penguasa atas nama Allah. Tetapi pada akhir zaman tugas-Nya sebagai Putera itu selesai; pemerintahan diserahkan-Nya kepada Bapa dan Ia sendiri takluk kepada Dia yang sudah menaklukan segala sesuatu kepada Putera-Nya. Maka gelar Putera Allah menunjukan sebuah fungsi Kristus yang bersifat sementara.
Ada kalanya Paulus menyebutkan Yesus di dunia sebagai Putera Allah (bdk Rm. 1:3; 5:10; 8:3,32; Gal. 4:4). Sebutan ini dapat dikatakan sebagai penggunaan proleptis. Atas dasar identitas antara Yesus dari Nazaret dan Kistus yang mulia, maka gelar Putera Allah sudah dikenakan kepada Yesus  dari Nazaret. Pemakaian ini mau menunjukan bahwa orang yang sekarang meraja sebagai Putera Allah pernah hidup di dunia dengan memakai nama Yesus dari Nazaret.[5]

3.                  Penutup
Jadi Yesus disebut Putra Allah karena pribadi ilahi kedua menerima kemanusiaannya itu dari perawan Maria. Maka Putra Allah menjadi manusia tanpa  berhenti sebagai Putra Allah. Disebut sebagai Putra Allah bukan karena Allah Bapa menjadi ayah Yesus sebagai manusia. Sebab Allah tak perna beristri. Yesus disebut Putra Allah yang kekal karena kemanusiaan Yesus diterima oleh Putra Alalh dan menjadi milik-Nya waktu IA turun menjadi manusia. Sebab Putra Allah yang kekal dan Yesus manusia yang hidup dan mati bersatu dalam satu pribadi.



 SUMBER: 

[1] Georg Kirchberber Allah Menggugat ; Sebuah Dogmatik Kristiani (Maumere: Ledalero, 2007), hlm. 148.
            [1] Tom Jacobs Imanuel;  Perubahan dalam Perumusan Iman akan Yesus Kristus (Yoyakarta: Kanisius, 2000), hlm. 86-87.
[1] C. Groenen Sejarah Dogma Kristologi; Perkembangan Pemikiran Tentang Yesus Kristus Pada Umat Kristen (Yogyakarta: Kanisius, 1988), hlm. 67.
            [1]  C. Groenen Sejarah Dogma Kristologi … , hlm. 66-68.
[1]  Georg Kirchberber Allah Menggugat… , hlm. 149.

















































































































































































































































































































































































































































































[1] Georg Kirchberber Allah Menggugat ; Sebuah Dogmatik Kristiani (Maumere: Ledalero, 2007), hlm. 148.
            [2] Tom Jacobs Imanuel;  Perubahan dalam Perumusan Iman akan Yesus Kristus (Yoyakarta: Kanisius, 2000), hlm. 86-87.
[3] C. Groenen Sejarah Dogma Kristologi; Perkembangan Pemikiran Tentang Yesus Kristus Pada Umat Kristen (Yogyakarta: Kanisius, 1988), hlm. 67.
            [4]  C. Groenen Sejarah Dogma Kristologi … , hlm. 66-68.
[5]  Georg Kirchberber Allah Menggugat… , hlm. 149.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar